Saturday, May 29, 2010

AKTIFITAS FUNGSIONAL & TERAPI REKREASI

Fungsi dan Peran AFR dalam Pelayanan Fisioterapi

Sejalan dengan berkembangnya kerangka konsep fisioterapi di indonesia, maka terjadi pula pergeseran-pergeseran cakupan maupunbentuk asuhan fisioterapi. Salah satu elemen kerangka konsep tersebut adalah pemberian pelayanan fisioterapi guna meningkatkankapasitas fisik dan kemampuan fungsional bagi setiap klien atau pasien yang memperoleh layanan fisioterapi

Secara sederhana yang dimaksud dengan kapasitas fisik adalah kondisi yang tersedia dan dimiliki oleh individu yang potensial untuk melakukan kemampuan fungsional yang dipengaruhi oleh sistem dan sub sistemnya dimana komponennya berurutan secara berjenjang dimulai dari sel, jaringan, organ sampai sistem tubuh. Berdasarkan fungsi dan sudut pandang Fisioterapi maka kapasitas fisik dapat dikelompokkan menjadi :

  1. Aspek motorik
  2. Aspek sensorik
  3. Aspek kognitif
  4. Aspek psikologik

Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan fungsional adalah suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan kapasitas fisik yang dimiliki guna memenuhi kewajiban hidupnya, yang berintegrasi/berinteraksi dengan lingkungan dimana ia berada. Kewajiban hidup seorang individu terdiri atas :

1. Kewajiban melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari

Aktifitas kehidupan sehari-hari ialah suatu aktifitas yang meliputi kegiatan perawatan diri, memelihara lingkungan hidupnya dan prilaku yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.

2. Kewajiban melaksanakan aktivitas produktif

Aktifitas produktif adalah semua bentuk aktivitas baik yang menghasilkan bentuk jasa ataupun komoditi yang digunakan oleh orang lain sehingga dapat memberikan peningkatan kemampuan, ide, pemenuhan kebutuhan, dll.

3. Kewajiban melaksanakan aktivitas rekreasi

Aktivitas rekreasi adalah semua bentuk aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang dan membuat pelakunya menjadi lebih gembira dan dapat menikmati aktivitas tersebut

Teori Aktifitas

AFR exist diatas dasar konsep bahwa manusia secara alamiah terlibat dalam kegiatan dan di dalam proses keterlibatan itu akan diperoleh kesehatan dan kesejahteraan.

Aktifitas sangat bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan bagi mereka yang sehat dan pemulihan bagi mereka yang sakit atau cacat. Dengan kesibukan dalam kegiatan yang bertujuan dan bermanfaat dapat memberikan perubahan dalam perilaku maupun daya guna dari pola disfungsional, AFR sebagai fasilisator dalam proses perubahan yang dimaksud diatas.

CYNKIN : Disfungsi (mental dan kaku fisik) dapat berubah, disesuaikan menuju ke fungsional melalui aktifitas. Kekhasan AFR ada pada aktifitas, dengan dasar keyakinan bahwa :

  • Aktifitas merupakan karakter dan perlu didalam keberadaan manusia.
  • Pola aktifitas yang spesifik secara kultural dapat diketahui dan dimengerti dengan jalan memperbandingkan dengan apa yang berlaku dikelompok sosiokultural yang lain.
  • Dengan mempelajari pola aktifitas individual yang ada dibeberapa kelompok tersebutdapat ditemukan pola mana yang diterima dan mana yang tidak.
  • Individu dapat menemukan jalan hidup mereka secara memuaskan apabila dapat menjalankan satu set aktifitas yang diakui oleh kelompoknya dan juga dapat memenuhi kebutuhan/keinginan pribadinya.
  • Yang pola-pola aktifitasnya dapat disamakan dengan fungsi (kegunaannya)
  • Yang mana aktifitas-aktifitas itu sendiri secara sistematis dipilih dan dikombinasikan dalam pola pada setiap individu dan akan bermanfaat dengan tujuan pengembangan dan pemulihan fungsi.

Kesimpulan yang bisa diambil :

  1. Aktifitas dapat memenuhi banyak kebutuhan dan keinginan dari suatu individu, serta penting untuk perkembangan fisik maupun psikososialnya.
  2. Perubahan pola aktifitas dapat merubah dari disfungsional dari suatu individu.
  3. Individu mampu mengadakan perubahan dan ingin perubahan.
  4. Perubahan dilakukan melalui motorik, kognitif dan sosial learning.
  5. Aktifitas harus dianalisis untuk menentukan karakter, arti aktifitas itu sendiri bagi individual serta potensi sebagai alat perubahan.
  6. Analisis yang cermat dibutuhkan oleh okupasi terapis untuk tujuan terapi.
  7. Analisis harus dapat menghasilkan informasi mengenai kegunaan serta penerapan aktifitas sebagai strategi intervensi.

Konsep Dasar Aktifitas

Tahun 1983 telah disepakati dalam Konggres Persatuan AFR se-Amerika tentang arti dari“aktifitas” dalam kaitannya dengan AFR yaitu aktifitas adalah suatu “tugas” atau pengalaman dimana seseorang aktif terlibat didalamnya.Keterlibatan dalam aktifitas akan membutuhkan koordinasi antara fisik,sistem emosional serta sistem kognitif seseorang.Apabila seseorang terlibat dalam suatu aktifitas akan mengarah perhatiannya kepada aktifitas itu lebih daripada proses internal yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan aktifitas tersebut.Aktifitas dipengaruhi oleh peran seseorang dalam kehidupannya serta mempunyai arti yang unik untuk setiap orang.
Pelaksanaan aktifitas membutuhkan pengalaman dari praktek maupun proses belajar dalam peran,serta tugas yang spesifik dalam masa perkembangan serta penggunaan seluruh komponen pelaksanaannya.

Kekurangan dalam pengalaman belajar,komponen pelaksana dalam pengalaman belajar dan atau dalam kehidupan mungkin akan mengakibatkan keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas lingkup kehidupan. Adalaj semua yang berkaitan dengan latar belakang budaya dan lingkungan yang bersifat manusia maupun yang bukan manusia.

Di dalam pemebahasan konsep dasar aktifitas ini, akan terbatas pada kepentingan aktifitas yang bertujuan yang sangat mendasari AFR. Kepentingan AFR terletak pada performance skill dan performance component yang memungkinkan terjadinya aktifitas tersebut.

Aktifitas yeng termasuk didalam modalitas AFR adalah aktifitas yang mengandung tujuan terapi, antara lain :

1. Perkembangan dan pemeliharaan kekuatan, ketahanan, toleransi kerja, ROM dan koordinasi.

2. Mempraktekkan pengguna gerakan volunteer maupun refleks dalam tugas/kagiatan terarah.

3. Mengandung gerakan-gerakan untuk melatih bagian tubuh yang sakit.

4. Untuk mengeksplorasi potensi yang bersifat vocational atau melatih skill yang dibutuhkan dalam penyesuaian kerja.

5. Meningkatkan fungsi sensasi, persepsi dan cognisi.

6. Meningkatkan keterampilan sensasi sosialisasi serta pengembangan emosi.

Keunikan disini terletak dalam penekanan pada kegunaan yang sangat luas dari aktifitas bermanfaat yaitu termasuk hastakarya dan seni, olahraga dan rekreasi, bermain, pemeliharaan diri, pengelolaan rumah tangga serta kegiatan kerja.

No comments:

Post a Comment