Saturday, May 29, 2010

ANATOMI MANUSIA

Struktur Jaringan Lunak Pembentuk Ekstremitas Superior Part 3

Otot-otot Permukaan Ventral Lengan Bawah

1. Otot : M. Fleksor carpi radialis

  • Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii
  • Insertio : Permukaan palmar dasar Os metacarpi II (sering kali juga III)
  • Fungsi : Sendi siku : Fleksi, pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah radial.

2. Otot : M. Pronator teres

  • Persarafan : N. Medianus
  • Origo : Caput Humeral : Epicondilus medialis humeri. Caput ulna : Processus coronoideus ulna.
  • Insertio : Permukaan radius bagian lateral
  • Fungsi : Pronasi

3. Otot : M. Palmaris Longus

  • Persarafan : N. Medianus
  • Origo : Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii
  • Insertio : Aponeurosis palmaris
  • Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, penegangan aponeurosis palmaris.

4. Otot : M. Fleksor Digitorum superficialis

  • Persarafan : N. Medianus
  • Origo : Epicondilus medialis humeri, Processus coronoideus
  • Insertio : Dengan empat tendo panjang pada landasan phalanx media jari ke 2-5
  • Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : Fleksi

5. Otot : M. Fleksor carpi ulnaris

  • Persarafan : N. Ulnaris
  • Origo : Epicondilus medialis humeri, septum intermusculare brachii mediale
  • Insertio : Os pisif
  • Fungsi : Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II – V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II – V) : Fleksi



Motor Unit

Sebuah motor unit adalah satu motor neuron dan semua serat otot yang sesuai itu innervates; semua serat ini akan menjadi tipe yang sama (baik cepat atau lambat berkedut berkedut). Ketika unit motor diaktifkan, seluruh serat kontrak. Kelompok unit motor sering bekerja sama untuk mengkoordinasikan kontraksi satu otot; semua unit motor yang mengabdi satu otot pun dianggap sebagai unit motor renang. Unit motor besar memiliki berkedut kuat ketegangan.

Jumlah serat otot dalam setiap unit dapat berbeda-beda: otot paha bisa punya seribu serat dalam setiap unit, otot mata mungkin sepuluh. Secara umum, jumlah serat otot innervated oleh unit motor adalah fungsi dari kebutuhan otot untuk gerakan halus. Semakin kecil unit motor, yang lebih tepat tindakan otot. Otot membutuhkan gerakan yang lebih halus innervated oleh unit motor yang sinaps dengan lebih sedikit serat otot.

Akson sel saraf sangat tipis, sekitar 1 mikrometer. Namun, mereka sangat lama. Bagi banyak akson neuron motor lebih dari satu meter panjang, memanjang dari tulang punggung ke sel otot. Mereka meregangkan tulang belakang untuk meningkatkan ketinggian.

Dalam pengujian electrodiagnostic medis untuk pasien dengan kelemahan, analisis hati-hati “potensial aksi unit motor” (MUAP) ukuran, bentuk, dan pola rekrutmen dapat membantu dalam membedakan sebuah miopati dari neuropati.

Nervus Medianus

Maret 15, 2010evanjhie1 tanggapan

Saraf median saraf pada manusia dan hewan lainnya. Hal ini di atas dahan. Ini adalah salah satu dari lima saraf utama yang berasal dari pleksus brakialis.

Saraf median dibentuk dari bagian medial dan lateral tali pleksus brakialis, dan terus ke bawah lengan untuk memasukkan lengan bawah dengan arteri brakialis.

Tersebut berasal dari pleksus brakialis dengan akar dari C5, C6, C7, C8, & T1.

Saraf median adalah satu-satunya saraf yang melewati terowongan karpal, di mana mungkin dipadatkan menyebabkan carpal tunnel syndrome.

Struktur Jaringan Lunak Pembentuk Ekstremitas Superior Part 2

Otot-otot Ventral Lengan Atas

1. Otot : M. Biceps Brachii

  • Persarafan : Nn. Musculocutaneus
  • Origo : Caput Longum (Tuberculum supraglenoidale, labrum supraglenoidale, Caput Brevis (ujung procesus coracoideus)
  • Insertio : Tuberositas Radii
  • Fungsi : Sendi bahu (Caput longum : Abduksi, anteversi, rotasi kedalam), (Caput Brevis : Adduksi, anteversi, rotasi kedalam), (kedua bagian : menopang kedua lengan). Sendi Siku(Fleksi, Supinasi).

2. Otot : M. Coracobrachialis

  • Persarafan : Nn. Musculocutaneus
  • Origo : ujung procesus coracoideus
  • Insertio : Facies anterior humeri (medial dan distal dari crista tuberculi minoris humeri)
  • Fungsi : Sendi bahu ( rotasi kedalam, Abduksi, anteversi)

3. Otot : M. Brachialis

  • Persarafan : Nn. Musculocutaneus
  • Origo : Facies anterior humeri
  • Insertio : Tuberositas ulnae
  • Fungsi : Sendi Siku (Fleksi)

Otot-otot Dorsal Lengan Atas

1. Otot : M. Triceps brachii

  • Persarafan : N. Radialis
  • Origo : Caput Longum (Tuberculum infraglenoidale), Caput Mediale (Facies posterior humeri-medial distal dari sulcus nefri radialis), Caput lateral (Facies posterior humeri- Lateral,proksimal dari nefri radialis).
  • Insertio : Olecranon
  • Fungsi : Sendi Bahu: (Adduksi,hanya caput longum yang menahan beban), Sendi Siku(Ekstensi).

2. Otot : M. Anconeus

  • Persarafan : N. Radialis
  • Origo : Epicondylus lateralis
  • Insertio : facies posterior ulna sedikit kearah distal dari olecranon.

Fungsi : Sendi Siku (Ekstensi).

Otot-otot Radial Lengan Bawah

1. Otot : M. Brachioradialis

  • Persarafan : N. Radialis
  • Origo : Margo lateralis humeri
  • Insertio :P rocessus styloideus radii
  • Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah)

2. Otot : M. Ekstensor carpiradialis longus

  • Persarafan : N. Radialis
  • Origo : Margo lateralis humeri, epicondilus lateralis
  • Insertio :P ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi II
  • Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung dari sudut tekuk)

3. Otot : M. Ekstensor carpiradialis brevis

  • Persarafan : N. Radialis
  • Origo : epicondilus lateralis humeri, ligamen annulare radii
  • Insertio :P ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi III
  • Fungsi : Sendi tangan : Fleksi dorsal, abduksi ke radial

Manajemen Fisioterapi Pada Gangguan Fisik dan Kemampuan Fungsional Post Sectio Caesaria

Maret 2, 2010evanjhie1 tanggapan

Kata “Hamil” bagi anda yang belum pernah mengalaminya mungkin membuat anda penasaran. Dr. Wiku Andonotopo mengatakan, secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa. Sel telur akan dibuahi akan berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan mengalami pembelahan sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lendir rahim, yeng terletak di rongga rahim. Setelah semua ini terjadi, anda bisa dibilang telah “resmi” hamil.

Pada masa kehamilan terjadi banyak perubahan pada tubuh yang meliputi perubahan pada :sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem muskuluskeletal, dll. Selain perubahan-perubahan tersebut, masih banyak lagi masalah yang menyertai ibu hamil. Lebih kurang 50 orang ibu meninggal dunia setiap hari karena berbagai masalah yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Hingga saat ini masih banyak ibu yang menderita komplikasi kehamilan yang mengancam kehidupan atau menyebabkan kecacatan berat pada ibu dan anak.

Sekarang ini banyak para ibu yang merasa ketakutan untuk melahirkan secara alami ataupersalinan melalui vagina. Ketakutan ini sering oleh karena mendengar cerita-cerita yang mengerikan dari kerabat atau teman-teman tentang pengalaman mereka saat melahirkan bayinya secara alami. Hal ini menyebabkan banyak para calon ibu yang memilih untuk melakukan operasi untuk melahirkan bayinya.

Sebenarnya pengalaman dari setiap orang akan berbeda tergantung siapa dan bagaimana orang itu menanggapi pengalamannya saat persalinan, yang terbaik adalah setiap calon ibu mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan dan kesiapan mental bahwa proses ini adalah proses alamiah dimana tubuh kita juga sudah mempersiapkan untuk semua ini dan tentu saja perlu dukungan moril dari suami dan juga keluarga. Sebenarnya melahirkan dengan operasi atau seksio, ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang biasa kita bagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.

Semua indikasi itu adalah berdasarkan medis dari ibu atau bayi yang memerlukan tindakan melahirkan secara seksio, tetapi sekarang ini menjadi suatu hal yang baru yang berkembang dalam beberapa kalangan masyarakat, dimana seksio dilakukan bukan karena indikasi medis dari ibu atau bayi, tapi atas dasar permintaan dari calon ibu karena takut melahirkan secara normal/alami.

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janini di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

Istilah sectio caesaria berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong. Sedangkan definisi caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dindinguterus melalui dending depan depan perut atau vagina.

Biomekanik Pada Hip Joint

Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint à pelvic girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri & kanan dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.

Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf. Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.

Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline & sangat tebal pada sekeliling acetabulum dari-pada pusatnya à hal ini menambah kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior & inferior.

Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis à tidak ditutup oleh cartilago hyaline. Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan mengha-dap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transver-se acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular.
Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke bagian bawah acetabu-lum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar dihasilkan oleh 3 liga-men yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral, pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen “Y”, karena arah serabut mirip huruf Y terbalik. Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat pada bagian belakang kapsul.



Otot- otot pada Hip Joint

Hip joint diperkuat oleh otot-otot panggul dan paha. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas otot one-joint dan two joint.
Group Otot One-Joint Two-Joint
Anterior Iliopsoas Rectus femoris
Sartorius

Medial Pectineus
Adductor magnus
Adductor longus
Adductor brevis Gracilis

Posterior Gluteus maximus
Deep rotator Semimembranosus
Semitendinosus
Biceps femoris

Lateral Gluteus medius
Gluteus minimus Tensor fascia latae

Sudut Pada Hip Joint

Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (nor-malnya 125o). Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika lebih kecil dari normal disebut dengan coxa vara. Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis transversal condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 – 25o atau 12o). Peningkatan sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial).
Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).

Gerakan pada Hip

Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada hip joint.
Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, ab-duksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi
Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-tensi hip.

1. Fleksi Hip
Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring.
Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.

2. Ekstensi/hiperekstensi Hip
Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi.
Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.
Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas.
Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian depan sendi.
Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.

3. Abduksi
Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh.
ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar.
Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.

4. Adduksi
Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi.
Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar.
Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.

5. External/Lateral Rotasi
External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar keluar.
External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar kedalam.
ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi

6. Internal/Medial Rotasi
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar kedalam.
Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-putar keluar.
ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).

7. Diagonal Adduksi/Abduksi
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi.
Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rotasi.

Struktur Jaringan Lunak Pembentuk Ekstremitas Superior Part 1

Otot-otot ventral bahu

1. Otot : M. Pectoralis major

Persarafan : Nn. Pectoralis medialis et lateralis.

Origo : - Pars clavicularis Clavicula (setengah sternal)

– Pars sternocostali : Manubrium sterni dan Corpus sterni, cartilago costa 1 – 6.

– Pars Abdominalis : Aponeurosis musculi abdominalis

Insertio : Crista Tuberculi minoris humeri

Fungsi : – Sendi bahu : Adduksi ( terutama dari posisi elevasi lengan ) rotasi kedalam .

Pars clavicularis anteversi

2. Otot : M. Pectoralis minor

Persarafan : Nn. Pectoralis medialis et lateralis.

Origo :Iga (ke2) 3-5 dekat batas tulang rawan

Insertio : Ujung lancip processus coracoideus clavicula

Fungsi : – Lin gkar bahu : Mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada saat fiksasi lingkar bahu

– Thorax : Memperlebar thorax (otot bantu pada saat inspirasi dalam)

3. Otot : M. Subclavius

Persarafan : N. Subclavius

Origo : Iga ke I (batas tulang rawan)

Insertio : Clavicula (sepertiga lateral)

Fungsi : -Lin gkar bahu : Menarik tarikan kearah samping pada clavicula

4. Otot : M. Subscapularis

Persarafan : N. Subclavius

Origo : Facies costalis, fossa subscapularis

Insertio : Tuberculum minus dan bagian yang membatasi crista tuberculi minoris humeri

Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam)

Otot-otot Lateral Bahu

1. M. Deltoideus

  • Persarafan : N. Axillaris
  • Origo : – Pars clavicularis : sepertiga acromial calvicula

- Pars acromialis : acromion

- Pars Spinalis : Tepi bawah spina scapula

  • Insertio : Tuberositas deltoidea
  • Fungsi : – Sendi bahu

– Pars clavicularis : Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi kedalam anteversi.

- Pars acromialis : Abduksi sampai horisontal

- Pars spinalis : Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi keluar.

2. M. Supraspinatus

  • Persarafan : Nn. Suprascapularis
  • Origo : fossa supraspinatan fascia supraspinata
  • Insertio : faset proksimal tuberculum majus
  • Fungsi : – Sendi bahu : Abduksi pada bidang scapular sampai posisi horisontal, rotasi keluar.

Otot-otot Dorsal Bahu

1. Otot : M. Infraspinatus

  • Persarafan : Nn. Supraclavicularis
  • Origo : Fossa infraspinatus, Fascia infraspinata
  • Insertio : Faset tengah tuberculum majus
  • Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar)

2. Otot : M. Teres Minor

  • Persarafan : Nn. Axillaris
  • Origo : Bagian caudal fossa infraspinata, sepertiga tengah margo lateralis
  • Insertio : Faset distal tuberculum majus
  • Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar, adduksi pada bidang scapular)

3. Otot : M. Teres Major

  • Persarafan : N. Subscapularis atau thoracodorsalis
  • Origo : Margo lateralis dan angulus inferior
  • Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
  • Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi pada bidang scapular)

4. Otot : M. Latissimus dorsi

  • Persarafan : N. thoracodorsalis
  • Origo : Proc, spinosi enam vertebra bagian bawah, vertebra lumbalis,Fasis dorsalis,ossis sacri,labium eksterna crista iliaca, iga ke (9), 10-12, seringkali berorigo pada angulus inferior scapulae.
  • Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
  • Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi, retroversi),Lingkar bahu (adduksi dan penurunan scapula).







Struktur Jaringan Keras Pembentuk Ekstremitas Superior

Adapun tulang pembentuk regio ekstremitas superior yaitu: Scapula, Clavicula, Humerus, Radius, Ulna, carpal, Metacarpal, Phalangs.

1. Scapula (tulang belikat)
Dalam anatomi manusia, tulang belikat atau scapula adalah tulang yang menghubungkan humerus (tulang lengan atas) dan clavicula (tulang selangka).

2. Clavicula (tulang selangka)

Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahudan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.

2. Humerus (Tulang Lengan Atas)

Batang humerus terletak di antara batas atas pectoralis penyisipan besar proksimal dan distal ridge supracondylar. Ini merupakan tengah tiga perlima dari seluruh humerus. Bagian anterior tuberositas semakin besar meluas ke anterior punggungan yang berakhir pada fosa coronoid distal. Aspek posterior yang lebih besar terus tuberositas sebagai lateral distal ridge yang berakhir di supracondylar lateral punggungan. Melds tuberositas yang lebih kecil menjadi medial terletak punggung bukit yang membentuk punggungan supracondylar medial distal.

Deltoideus Tuberculum yang membentuk lateral keunggulan hanya proksimal ke midshaft. Batang humerus memiliki posterior, sebuah anterolateral, dan anteromedial permukaan. Kanal yang meduler berakhir humerus proksimal ke olecranon fosa.
Anatomi humerus memiliki implikasi yang penting untuk internal dan eksternal fiksasi
Lengan dibagi menjadi kompartemen anterior dan posterior oleh fasia septae. Compartmentcontains posterior otot trisep, saraf radialis beteen panjang dan lateral kepala trisep. Anterior atau flexorcompartment berisi fleksor dari siku, biceps brachii dan brakialis, dan coracobrachialis. The brakialis telah mendapat pasokan dua saraf-satu dari muskulokutaneus dan lain dari saraf radialis.

3. Radius (Tulang Pengumpil)


4. Ulna (Tulang hasta)

5. Carpal, Metacarpal dan Phalangs



Pengantar Anatomi Manusia

A. Pengertian Anatomi
Anatomi berasal dari dua kata yaitu : Ana yang berati menguraikan dan Tomy berarti memotong. Jadi anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia dengan jalan menguraikan dan memotong bagiannya.
B. Kalsifikasi Anatomi
1. Anatomi Descrictiva atau anatomi Systematica, mempelajari susunan tiap-tiap organ yang berhubungan dengan pekerjaannya. contoh : tractus respiratorius, tractus digestivus, system cardiovascular, dan lain-lain.
2. Anatomi Topografica, mempelajari letak dari suatu organ terhadap suatu organ yang lainnya. Sebagai contoh letak saraf terhadap tulang, letak saraf terhadap otot dsb.
3. Embriologi, mempelajari perubahan-perubahan perkembangan dan pertumbuhan sel-sel mulai dari saat pembuahan sampai menjadi manusia.
4. Anatomi Comparativa, mempelajari atau membandingkan suatu makhluk terhadap makhluk lainnya.
5. Anthropologi, mempelajari tentang perbedaan suku bangsa (anthropos =manusia).

C. Nomenklatur Anatomi (Istilah-istilah Anatomi )
Beberapa kata latin yang penting diketahui dalam anatomi seperti :
1. Kata sifat yang menyatakan bidang :
a. Medianus : Bidang yang membagi tubuh dalam dua bagian yang sama (kiri dan kanan).
b. Paramedianus : Bidang yang berada disamping dan sejajar dengan bidang medianus, tetapi tidak dekat.
c. Sagitalis : Selalu dekat dengan bidang medianus
d. Frontalis : Bidang yang tegak lurus terhadap bidang sagitalis dan sejajar dengan permukaan perut.
e. Transversalis : Bidang yang melintang tegak lurus pada arah panjang badan.

2. Kata sifat yang menyatakan arah :
a. Medialis : Lebih dekat pada garis tengah.
b. Lateralis : Lebih jauh dari garis tengah
c. Ventralis anterior : Lebih kedepan (venter=perut, anticus=depan)
d. Dorsalis posterior : Lebih kebelakang (dorsum=punggung, posticus belakang)
e. Cranialis : Lebih dekat ke kepala (cranium=tengkorak)
f. Caudalis : Lebih dekat pada ekor (cauda= ekor)
g. Longitudinalis : Kearah ukuran panjang
h. Transversal : Melintang
i. Sagittalis : Tegak lurus pada bidang frontalis
j. Proximalis : Lebih dekat pada pangkal anggota
k. Distalis : Lebih dekat pada ujung anggota
l. Volaris : Kearah telapak tangan
m. Plantaris : Kearah telapak kaki.
n. Ulnaris : Kearah ulna
o. Radialis : Kearah Radius

3. Kata benda yang menyatakan bangunan yang menonjol :
a. Processus : Nama umum untuk taju (tonjolan)
b. Spina : Taju yang tajam (seperti duri)
c. Tuber : Benjolan bulat
d. Tuberculum : Benjolan bulat yang kecil
e. Crista : Gerigi, tepi
f. Pecten : Bagian pinggir yang menonjol
g. Condylus : Tonjolan bulat diujung tulang
h. Epicondylus : Benjolan pada condylus
i. Cornu : Tanduk
j. Linea : Garis

4. Kata benda yang menyatakan bangunan lengkung :
a. Fossa : Nama umum
b. Fossula : Fossa yang kecil
c. Fovea : Fossa yang kecil
d. Foveola : Fovea yang kecil
e. Sulcus : Alur
f. Incisura : Takik

5. Kata benda yang menyatakan lobang,saluran dan ruangan :
a. Foramen : Lubang
b. Fissura : Celah
c. Apertura : Pintu
d. Canalis : Saluran
e. Ductus : Pembuluh
f. Meatus : Liang
g. Cavum : Rongga
h. Cellula : Ruang kecil

6. Arah gerakan :
a. Fleksi : Membengkokkan/ melipat sendi
b. Ekstensi : Meluruskan kembali sendi(dari posisi fleksi)
c. Abduksi : Gerakan menjauhi badan/tubuh
d. Adduksi : Gerakan mendekati tubuh
e. Rotasi : Gerakan memutar sendi
f. Sirkumduksi : Gerakan gabungan dari fleksi, ekstensi, abduksi
dan adduksi

D. Sumbu/ Aksis Gerakan
1. Aksis Sagital, adalah garis yang memotong bidang gerak sagital dengan bidang gerak transversal.
2. Aksis Trasnversal, adalah garis yang memotong bidang gerak frontal dengan bidang gerak transversal.
3. Aksis Longitidinal, yaitu garis yang memotong bidang gerak median dan frontal dan berjalan dari atas ke bawah.

E. Bidang
1. Bidang median, yaitu bidang yang melalui aksis longitudinal dan aksis sagital, dengan demikian dinamakan mediosagital.
2. Bidang Sagital (bidang paramedian), yaitu setiap bidang yang sejajar dengan bidang mediosagital.
3. Bidang Coronal atau frontal, yaitu setiap bidang yang mengandung aksis-aksis transversal dan sejajar dengan dahi dan tegak lurus dengan bidang sagital
4. Bidang transversal, letaknya tegak lurus dengan bidang-bidang sagital dan bidang coronal. Pada posisi berdiri posisi bidang horisontal.

F. Sikap Anatomi
Sikap anatomi adalah suatu sikap dimana badan berdiri tegak, kepala tegak, Mata memandang lurus kedepan, kedua anggota gerak lurus kebawah berada disamping badan dengan telapak tangan menghadap kedepan, kedua anggota gerak bawah lurus dan sejajar, kedua kaki sejajar dan rapat.

G. Pembagian Anatomi
1. Osteologi : adalah ilmu pengetahuan tentang tulang
2. Miologi : adalah ilmu pengetahuan tentang otot
3. Arthrologi : adalah ilmu pengetahuan tentang sendi
4. Splankhologi : adalah ilmu pengetahuan tentang organ visera (organ dalam)
5. Neurologi : adalah ilmu pengetahuan tentang saraf dan struktur saraf.

OSTEOLOGI
Tulang Merupakan Jaringan terkeras dalam tubuh manusia dan kemampuannya menahan stress (beban) berada dibawah tulang rawan.
a. Fungsi Tulang
1. Menggambarkan bentuk tubuh
2. Penentuan tinggi seseorang
3. Perlindungan organ tubuh yang lunak
4. Tempat melekatnya otot
5. Sebagai alat gerak pasif
6. Menghasilkan sel-sel darah
7. Tempat penimbunan mineral seperti; calsium dan posfor

b. Klasifikasi Tulang
1. Menurut bentuknya
a) Os longum (tulang panjang) misalnya : humerus, tibia, femur, dsb.
b) Os brevis ( tulang pendek) misalnya : ossa carpalia, ossa tarsalia
c) Os planum (tulang pipih) misalnya : scapula, cranii
d) Os pneumaticum (tulang berongga) misalnya : os maxillaris, ossis ethimoidalis
e) Os irreguler (tidak beraturan) misalnya : vertebra.
f) Os sesamoidea, tulang yang terdapat pada persedian, misalnya : patella dan beberapa tulang pada persendian jari-jari tangan dan kaki.

2. Menurut histologisnya
a) Jaringan tulang rawan
b) Jaringan tulang

3. Menurut menurut Ontogeninya
a) Tulang-tulang yang terbentuk secara osteogenis desmalis, biasanya adalah tulang pipih.
b) Tulang-tulang yang terbentuk secara osteogenis chondralis, biasanya adalah tulang panjang

4. Menurut Letaknya (regio)
a) Tulang axiale yaitu:
a) Cranium
b) Trunci

b) Appendicularis yaitu:
a) Ekstremitas Superior
b) Ekstremitas Inferior

c. Sistem Kerangka
1. Tulang Cranium terdiri dari :
a) Tengkorak = 8 buah
b) Tengkorak wajah =14 buah
c) Tulang telinga = 6 buah
d) Tulang lidah = 1 buah

2. Trunci terdiri dari
a) Tulang kerangka dada = 25 buah
b) Tulang belakang dan panggul = 26 buah
3. Tulang Ekstremitas Superior = 64 buah
4. Tulang Ekstremitas Inferior = 62 buah

MIOLOGI
Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka rangsang, yang dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial.

a. Fungsi Otot
Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.

b. Klasifikasi Otot
1. Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.
a. Otot rangka
Diberbagai bagian tubuh ada kurang lebih 600 otot rangka

b. Otot polos terdiri atas :
1) Otot polos unit ganda (multi-unit)
2) Otot polos unit tunggal (single unit)
c. Otot jantung
2. Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendo
a. Otot fusiform, ciri-cirinya
1) Serabutnya panjang
2) Hasil gerakannya luas tapi tidak kuat
3) Tendo relatif pendek
b. Otot Unipenatus,ciri-cirinya
1) Serabut pendek
2) Tendo panjang
3) Lebih kuat
c. Otot Bipenatus,ciri-cirinya
1) Serabut pendek, melekat pada kedua sisi tendo
2) Tendo panjang
3) Lebih kuat
3. Berdasarkan origo otot
a. Otot dengan dua kepala — contoh bicep brachii
b. Otot dengan tiga kepala — contoh triceps
c. Otot dengan empat kepala – contoh Quadriceps
d. Otot dengan satu kepala mempunyai satu tendo perantara atau lebih disebut otot dengan dua venter atau 3 venter, contoh otot multi penatus
4. Berdasarkan kecepatan kontraksinya
a. Otot Fasis (white muscle)
b. Otot Postural (Red muscle)

ATRHROLOGI
Sendi adalah hubungan fungsional antara dua buah tulang atau lebih. Sendi dapat dibagi atas 3 Bagian yaitu :
a. Fibrosa
b. Kartilago
c. Sinovial


2 comments:

  1. eemmm mksi ini sngt mmbntu saya... bisa kenal yg pnya blog tdk? sy msi pngn blajr ini... klo bsa, dbls y, mksii....

    ReplyDelete